NO INTENDS OF PIRACY : All Images & Articles collected are just for sharing in order to be useful to others
Looking for real singles? Meet someone on the largest online dating network – photos, chat, more!

Tuesday, December 30, 2008

THE VISIONS 7 : MOTIVATIONS

"Whether you think you can or think you can't, you are right."
— Henry Ford

"The most basic of all human needs is the need to understand and be understood. The best way to understand people is to listen to them."
— Ralph Nichols

"You can learn from anyone even your enemy.“ (Teachablity)
— Ovid

"Silence is a source of great strength."
— Lao Tzu

"I remind myself every morning: Nothing I say this day will teach me anything. So if I'm going to learn, I must do it by listening."
— Larry King

"Great leaders are almost always great simplifiers, who can cut through argument, debate, and doubt to offer a solution everybody can understand."
— General Colin Powell

"Courage is what it takes to stand up and speak; courage is also what it takes to sit down and listen."
— Winston Churchill

"You cannot be a leader, and ask other people to follow you, unless you know how to follow, too."
— Sam Rayburn

THE VISIONS 6 : DONGENG DARI JEPANG

- Yuli Setyo Indartono. Mahasiswa S3 di Graduate School of Science and > Technology, Kobe University, Japan. Peneliti Istecs dan Ketua Teknologi Energi INDENI http://www.indeni.org/ -

Tulisan ini tidak bertutur tentang legenda Bangsa Samurai dahulu kala; namun berkisah tentang Jepang saat ini. Dongeng di sini berarti sesuatu yang mengherankan bila disandingkan dengan kondisi keseharian di tanah air. Meski Jepang bukanlah negeri dongeng yang sempurna, ada nilai-nilai kebaikan universal terealisir yang menarik untuk disimak dan diaplikasikan di tanah air tercinta. Tulisan ini merupakan fragmentasi keseharian saya, istri, dan beberapa kawan dekat kami di Jepang.

Kantor pemerintahan dan pelayanan publik
Anda pernah melihat sekelompok semut? Nah, begitulah kira-kira situasi kantor pemerintahan daerah di Jepang. Tidak ada "semut" yang diam termangu, apalagi membaca koran; seluruh karyawan kantor senantiasa bergerak, dari saat bel mulai kerja hingga pulang larut malam. Tak habis pikir, saya tatap dalam-dalam "semut-semut" yang sedang bekerja tersebut; kadang kala saya curi pandang: jangan-jangan mereka sedang ber-internet ria seperti kebiasaan saya di kampus. Ingin saya mengetahui makanan apa gerangan yang dikonsumsi para pegawai itu sehingga mereka sanggup berjam-jam duduk, berkonsentrasi dan menatap monitor yang bentuknya tidak berubah tersebut. Tata ruang kantor khas Jepang: mulai pimpinan hingga staf teknis duduk pada satu ruangan yang sama - tanpa sekat; semua bisa melihat bahwa semuanya bekerja. Satu orang membaca koran, pasti akan ketahuan. Aksi yang bagi saya dramatis ini masih ditambah lagi dengan aksi lari-lari dari pimpinan ataupun staf dalam melayani masyarakat. Ya, mereka berlari dalam arti yang sesungguhnya dan ekspresi pelayanan yang sama seriusnya. Wajah mereka akan menatap anda dalam-dalam dengan pola serius utuh diselingi dengan senyuman. Saya hampir tak percaya dengan perkataan kawan saya yang mempelajari sistem pemerintahan Jepang, bahwa gaji mereka - para "semut" tersebut tidak bisa dikatakan berlebihan. Sesuai dengan standard upah di Jepang. Yang saya baca di internet, mereka memiliki kebanggaan berprofesi sebagai abdi negara; kebanggaan yang menutupi penghasilan yang tidak berbeda dengan profesi yang lain. Menyandang status mahasiswa, saya mendapatkan banyak kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Jepang. Untuk mengurus berbagai keringanan tersebut, saya harus mendatangi kantor kecamatan (kuyakusho) atau walikota (shiyakusho) setempat. Beberapa dokumen harus diisi; khas Jepang: teliti namun tidak menyulitkan. Dalam berbagai kesempatan saya harus mengisi kolom semacam: apakah anda melakukan pekerjaan sambilan (arubaito = part time job), apakah anak anda tinggal bersama anda (untuk mengurus tunjangan anak), dsb. Dan dalam banyak hal,pertanyaan- pertanyaan tersebut cukup dijawab dengan lisan: ya atau tidak. Tidak perlu surat-surat pembuktian dari "RT, RW, Kelurahan" dsb. Saya percaya bahwa sistem yang baik selalu mensyaratkan kejujuran. Sistem berlandaskan kejujuran akan cepat maju dan meningkat, sekaligus sangat efisien.Mengetahui bahwasanya saya adalah orang asing yang kurang lancar berbahasa Jepang, saya mendapatkan "fasilitas" diantar kesana-kemari pada saat mengurus berbagai dokumen untuk mengajukan keringanan biaya melahirkan istri saya. Hal ini terjadi beberapa kali. Seorang senior saya pernah mengatakan, begitu anda masuk ke kantor pemerintahan di Jepang, maka semua urusan akan ada (dan harus ada) solusinya. Lain hari saya membaca prinsip "the biggest (service) for the small" yang kurang lebih bermakna pelayanan dan perhatian yang maksimal untuk orang-orang yang kurang beruntung. Pameo "kalau ada yang sulit, mengapa dipermudah" tidak saya jumpai di Jepang. Pada suatu urusan di kantor walikota (shiyakusho) saya diminta untuk menyerahkan surat pajak penghasilan. Saya mengatakan bahwa saya sudah pernah, di masa yang lalu, menyerahkan surat yang sama ke bagian lain di kantor tersebut. Saya sudah siap dan pasrah seandainya mereka menjawab bahwa saya harus mengurus kembali surat tersebut ke kantor kecamatan sebelum saya pindah ke kota ini. Agak tertegun sekaligus lega mendapat jawaban bahwa staf divisi tersebut akan mendatangi divisi lain tempat saya pernah menyerahkan dokumen pajak saya sekian bulan yang lalu. Dia akan mengkopinya dari sana. Ambil jalan yang mudah, namun tetap mengedepankan ketelitian. Itulah yang saya jumpai di Jepang. Berstatus mahasiswa yang berkeluarga (baca: harus berhemat), kami sempat terkejut melihat tagihan listrik bulanan yang melonjak hingga 10 kali lipat. Setelah melakukan pengusutan sederhana, tahulah kami bahwa ada kesalahan pencatatan meter listrik oleh petugas – sebuah kesalahan yang tidak umum di negeri ini. Segera saat itu pula saya telpon perusahaan listrik wilayah Kansai untuk mengkonfirmasikan kesalahan tersebut. Berkali-kali kata sumimasen (yang bisa pula berarti maaf) keluar dari mulut operator telepon. Saya menganggapnya sudah selesai, karena operator berjanji untuk segera melakukan tindak lanjut. Belum berapa lama meletakkan tas di laboratorium pagi itu, istri menelpon dari rumah perihal kedatangan petugas listrik untuk meminta maaf dan menarik slip tagihan. Setibanya di rumah malam harinya, baru tahulah saya bahwa yang datang bukanlah sekelas petugas lapangan (dari kartu nama yang ditinggalkannya) dan tahulah saya bahwa dia tidak sekedar meminta maaf, karena bingkisan berisi sabun dan shampo merk cukup terkenal menyertai kartu nama petugas tersebut. Saya hanya berharap, waktu itu, bahwa petugas pencatat yang keliru tidak akan bunuh diri. Karena kekeliruan dalam bekerja, secara umum, menyangkut kehormatan di negara ini.Saya mengetahui dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Jepang akan sebuah paradigma "Bila anda datang ke kantor pada pukul 09.00 (jam resmi masuk kantor di Jepang) dan pulang pada pukul 17.00 (jam resmi pulang kantor di Jepang), maka atasan dan kawan-kawan anda akan mengatakan bahwa anda tidak memiliki niat bekerja". Saya membuktikan pameo tersebut, karena setiap hari saya bersepeda melintasi kantor walikota (shiyakusho). Sebagian besar lampu di kantor itu masih menyala hingga pukul 20.00. Dan beberapa kali saya jumpai staf kantor tersebut memasuki stasiun kereta, juga sekitar pukul 20.00. Hal ini berarti, mereka semua memiliki niat bekerja - versi Jepang.

Pasar, pertunjukan kejujuran dan perhatian
Suatu kali pernah kami membeli sebungkus buah-buahan dengan bandrol murah; favorit bagi kalangan mahasiswa asing seperti saya. Saya sudah > mengetahui bahwa ada sedikit cacat (gores atau bekas benturan) pada permukaan beberapa buah-buahan - sesuai dengan harga murah yang disematkan padanya. Pada saat kami hendak membayar buah tersebut, penjual buah buru-buru menerangkan dan menunjuk-nunjuk kondisi sedikit cacat pada beberapa buah-buahan tersebut, dan kembali memastikan niat kami membelinya. Sembari tersenyum, tentu saja kami mengatakan "daijobu" (tidak apa-apa), karena kami sudah melihatnya dari awal. Beberapa kawan kami mengiyakan pada saat kami menceritakan kejadian yang bagi kami cukup mengherankan ini; ini berarti sikap jujur tersebut tidak dimonopoli oleh satu-dua pedagang. Mereka mengerti betul bahwa kejujuran adalah prasyarat utama keberhasilan dalam berdagang. Tidak perlu meraup untung sesaat dalam jumlah besar, bila nantinya akan kehilangan pelanggan. Hingga hari ini, pada saat bertransaksi di kasir, kami selalu > menerima uang kembalian dalam jumlah yang utuh - sesuai dengan yang tertera pada slip pembayaran. Tidak kurang, meski hanya satu yen (mata uang terkecil di Jepang). Tidak ada "pemaksaan" untuk menerima permen sebagai pengganti nominal tertentu. Selain kagum dengan praktek berdagang yang baik ini, kami sekaligus kagum dengan sistem perbankan Jepang yang mampu menyediakan uang recehan untuk pedagang dan vending machine (mesin penjual otomatis) di se-antero Jepang. Meski bagi sebagian kalangan, uang kembalian terlihat "sepele"; hal ini bisa menyebabkan ketidakikhlasan pembeli terhadap transaksi jual- beli. Istri saya selalu berbelanja bersama anak-anak; dan karena "keriangan" anak-anak, pada beberapa kasus, pak telur atau buah-buahan bisa meluncur ke lantai. Dua kali terjadi beberapa telur dalam satu pak pecah akibat keriangan anak-anak, dan satu kali melibatkan buah yang mudah penyok. Pada semua kejadian tersebut, petugas supermarket melihat dan segera mengganti barang-barang tersebut dengan yang baru. Padahal kami datang dengan wajah lelah dan pasrah untuk membayarnya, karena kami menyadari benar bahwa ini adalah kelalaian kami. Bahkan pada satu kasus, barang tersebut sudah dibayar istri saya. Pada saat kami menerangkan bahwa ini semua ketidaksengajaan anak-anak kami, dengan ramah petugas supermarket menyahut "daijobu yo" (tidak apa-apa). Pada saat berkesempatan mengunjungi sebuah negara lain di Asia untuk sebuah konferensi, saya baru menyadari keramahtamahan petugas supermarket di Jepang. Di Jepang, bila anda menanyakan keberadaan sebuah barang, maka petugas tidak sekedar memberi arah petunjuk pada anda, namun dia akan mengantarkan anda hingga berjumpa dengan barang yang dicari; dan petugas baru akan meninggalkan anda setelah memastikan bahwa everything is ok. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah petugas supermarket di Jepang demikian banyaknya hingga mereka berkesempatan jalan-jalan di dalam supermarket yang sangat besar; justru sebaliknya, jumlah petugas selalu sesuai benar dengan kebutuhan, dan mereka selalu bergerak - seperti semut.
Di sebuah toko elektronik, seorang petugas yang menjelaskan spesifikasi komputer yang anda tanyai adalah juga kasir tempat anda membayar serta petugas yang melakukan packing akhir terhadap komputer yang anda beli.

Polisi, sistem yang bekerja dan melindungi
Kami sempat terheran-heran manakala pertama menginjakkan kaki di Kobe demi melihat postur polisi dan kendaraannya yang tidak lebih gagah dibandingkan dengan petugas pos di Indonesia. Benar, ini bukan metafora. Memang ada pula polisi di tingkat prefecture (propinsi) yang gagah mengendarai motor besar bak Chip - ini jumlahnya sedikit. Namun polisi kota besar seukuran Kobe - salah satu kota metropolis di Jepang, posturnya tidak segagah polisi yang sering saya jumpai di jalan-jalan Republik. Anda tentu menganggap saya sedang bergurau bila saya mengatakan bahwa motor polisi di Kota Kobe dan Ashiya serupa benar dengan bebek terbang tahun 70-an. Saya tidak bergurau. Ini Kobe dan Ashiya, dua kota di negara macan ekonomi dunia. Bebek terbang tersebut dilengkapi dengan boks besi di bagian belakang - mirip dengan petugas pengantaran barang kiriman. Namun, sekali bapak atau mbak polisi ini menghentikan kendaraan, tidak pernah saya melihat ada diantaranya yang berusaha lari. Tidak ada gunanya lari di negara dengan sistem network yang sangat baik ini. Ke mana pun anda lari, kesitu pula polisi dengan uniform yang serupa akan menghampiri anda. Pelan namun pasti. Saya akhirnya mafhum, bahwa polisi di sini lebih pada fungsi kontrol dan pengambilan keputusan (decision maker) - kedua fungsi ini memang tidak mensyaratkan badan yang harus berotot dan berisi. Tak heran saya melihat mas-mas polisi muda berkacamata melakukan patroli dengan bebek terbangnya. Mereka hanya perlu melihat, mengawasi, dan mengambil keputusan. Selebihnya, sistem yang akan bekerja.

Lingkungan hidup dan transportasi
Jepang bukanlah negara dengan penduduk kecil. Populasi negara ini hampir separuh populasi Republik tercinta. Di sisi lain, wilayah negara ini didominasi oleh pegunungan yang sulit untuk dihuni. Pegunungan yang tetap hijau, membuat saya menduga bahwa Pemerintah Jepang memang sengaja membiarkan kehijauan melekat pada daerah pegunungan tersebut. Tokyo adalah kota besar dengan jumlah penduduk terbesar se-dunia, mengalahkan New York dan berbagai kota besar di mancanegara. Besarnya penduduk, sempitnya dataran yang bisa dihuni, dan tingginya tingkat ekonomi mensiratkan dua hal: kerapian dan kebersihan. Anda akan sangat kesulitan menjumpai sampah anthrophogenik (akibat aktivitas manusia) di jalan-jalan di Jepang. Kemana mata anda memandang, maka kesitulah anda akan tertumbuk pada situasi yang bersih dan rapi. Orang Jepang meletakkan sepatu/alas kaki dengan tangan, bukan dengan kaki ataupun dilempar begitu saja. Mereka menyadari bahwa ruang (space) yang mereka miliki tidak luas, sehingga semuanya harus rapi dan tertata. Sepatu dan alas kaki diletakkan dengan posisi yang siap untuk digunakan pada saat kita keluar ruangan. Hal ini sesuai dengan karakteristik mereka yang senantiasa well-prepared dalam berbagai hal. Kadang saya menjumpai kondisi yang ekstrim; seorang pasien yang sedang menunggu giliran di depan saya berbicara dan menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Saya tahu bahwa ruang periksa di hadapan kami bukan ditempati psikiater ataupun neurophysicist. Belakangan saya tahu dari kawan yang belajar di bidang kedokteran, boleh jadi pasien tersebut sedang mempersiapkan dialog dengan dokternya.
Transportasi di Jepang didominasi oleh angkutan publik, baik bus, kereta (lokal, ekspres, super ekspres), shinkansen, dan pesawat terbang (antar wilayah). Baiknya sistem dan sarana transportasi di Jepang membuat anda tidak perlu berkeinginan untuk memiliki kendaraan sendiri - kecuali bila anda tinggal di country-side yang tidak memiliki banyak alat transportasi umum. Kereta dan shinkansen (kereta antar kota super ekspres) mendominasi moda transportasi di Jepang. Sebuah sumber yang saya ingat menyebutkan bahwa kepadatan lalu lintas kereta di Jepang adalah yang tertinggi di dunia. Di Jepang, kereta dan shinkansen digerakkan menggunakan listrik. Hal ini tidak menyebabkan polusi udara di perkotaan, karena listrik diproduksi terpusat. PLTN sebagai salah satu sumber pemasok utama energi listrik di Jepang, tentu saja, juga berkontribusi pada rendahnya polusi udara karena, praktis, PLTN tidak mengemisikan CO2.
Nasehat "tengoklah dulu kiri dan kanan sebelum menyeberang jalan" mungkin tidak sangat penting untuk diterapkan bila anda menyeberang di tempat yang telah disediakan di Jepang. Anda cukup menunggu lambang pejalan kaki berubah warna menjadi hijau; insya Allah anda akan selamat sampai ke seberang - tanpa perlu menengok kiri dan kanan. Saat berkesempatan mengunjungi kota besar lain di Asia, kebiasaan menyeberang ala Jepang sempat membuat saya hampir terserempet motor; lampu hijau saja ternyata tidaklah cukup di kota ini.

Kesehatan dan rumah sakit
Jepang mengerti benar bahwa orang-orang yang sehatlah yang lebih mampu memajukan bangsa dan negaranya. Mahasiswa di tempat saya belajar, Kobe University, wajib melakukan pemeriksaan kesehatan (gratis) setahun sekali. Fasilitas kesehatan di Jepang mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah. Sebagai orang asing, mahasiswa pula, kami dianjurkan untuk mengikuti program asuransi nasional. Dengan mengikuti program ini, kami hanya perlu membayar 30% dari biaya berobat. Dari yang 30% tersebut, sebagai mahasiswa asing, saya akan mendapatkan tambahan potongan sebesar 80% (yang belakangan turun menjadi 35%) dari Kementrian Pendidikan Jepang. Berstatuskan mahasiswa, kami membayar premi asuransi per-bulan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang kebanyakan. Dari laporan rutin yang dikirimkan oleh pihak asuransi kepada kami, tahulah saya bahwa ongkos berobat kami selalu (jauh) lebih besar dari premi asuransi yang saya bayarkan setiap bulannya. Berbekal kartu asuransi nasional, datang ke rumah sakit ataupun ke klinik swasta bukan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi keluarga kami di Jepang. Jangan membayangkan bahwa pihak rumah sakit atau klinik swasta akan memberikan perlakuan yang berbeda kepada para pemegang kartu asuransi - apalagi untuk kami yang mendapatkan kartu tambahan khusus keluarga tidak mampu. Para dokter dan perawat melayani dengan keramahan yang tidak berkurang serta prosedur yang sama sederhananya. Keramahan di sini berarti keramahan yang sebenar-benarnya. Baik anda kaya ataupun miskin, proses masuk dan keluar dari rumah sakit di Jepang adalah sama mudahnya. Saat istri melahirkan di rumah sakit pemerintah di Ashiya, saya disodori formulir yang berisi opsi pembayaran: tunai, lewat bank, dll. Tidak menjadi sebuah keharusan bagi seorang pasien untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran di hari dia harus keluar dari rumah sakit. Alhamdulillah kami mendapatkan keringanan biaya melahirkan dari Pemerintah Kota Ashiya; selain bisa melenggang dari rumah sakit tanpa bayar pada hari itu, tagihan dari Kantor Walikota (setelah dipotong subsidi dari pemerintah) juga baru datang dua bulan kemudian. Saling percaya adalah kuncinya.

Sunday, December 28, 2008

THE VISIONS 5 : BUAT AGAR LINGKUNGAN ANDA MEMBUAT ANDA BERHASIL

From ”The Magic of Thinking Big”

  1. Sadarlah akan lingkungan. Seperti halnya diet untuk membentuk tubuh, diet pikiran membentuk pikiran.
  2. Buat lingkungan anda bekerja untuk anda, bukan melawan anda. Jangan biarkan kekuatan penindas – orang yang negatif, yang mengatakan anda-tidak-dapat-melakukannya – membuat anda berpikir kalah.
  3. Jangan biarkan orang yang berpikiran kecil menahan anda. Orang yang dengki ingin melihat anda tersandung. Jangan beri mereka kepuasan itu.
  4. Dapatkan nasihat anda dari orang yang berhasil. Masa depan anda penting. Jangan pernah mengambil risiko dengan meminta nasihat dari penasihat free-lance yang hidup dalam kegagalan.
  5. Dapatkan banyak sinar matahari psikologis. Berkunjunglah ke kelompok – kelompok baru. Temukan hal – hal yang baru dan merangsang untuk dikerjakan.
  6. Singkirkan racun pikiran keluar dari lingkungan anda. Hindari gosip. Berbicaralah tentang orang lain, tetapi tetap mengenai sisi positifnya.
  7. Gunakanlah segalanya yang kelas satu. Anda tidak mampu menggunakan yang sebaliknya.

THE VISIONS 4 : KENAPA HARUS NETWORK MARKETING ?


-Robert T. Kiyosaki-
Banyak cara menjadi kaya. Tapi, bila tidak punya modal besar, atau ekonominya standar saja, network marketing bisa menjadi pilihan. Di bisnis ini, selain sukses bisa dibangun secara berjamaah, juga ada ”sekolah bisnis” yang bukan seperti sekolah formal yang mencetak siswanya menjadi pegawai. ”Sekolah bisnis” ini akan mengantarkan siswanya sebagai entrepreneur yang mencicipi ”uang merdeka” alias passive income.
Setiap orang tentu ingin kaya atau setidaknya aman dalam hal finansial. Masalahnya, mereka makin sulit menemukan cara bagaimana menjadi kaya. Kenyataan ini didukung Robert T. Kiyosaki. Menurutnya, kini banyak orang yang putus asa, lalu menjadikan undian lotere sebagai harapan untuk menjadi kaya.
Makanya, Kiyosaki menyarankan pentingnya mempelajari perbedaan antara kebebasan finansial dengan keamanan finansial. Untuk alasan pertama, yakni kebebasan finansial, Kiyosaki merekomendasikan bisnis Direct Selling/Network Marketing (DS/NM).
Apa yang ingin dijelaskannya mungkin sedikit menyimpang dari kebudayaan dan kebiasaan, tanpa ada faktor siapa yang salah atau benar. Ia berharap mereka yang ingin mencapai kebebasan finansial agar belajar dari pengalaman – pengalamannya selama bertahun-tahun. Ia juga berharap setidaknya mereka kemudian memiliki ide untuk mengubah hidup lebih baik.
Kesuksesan Kiyosaki, baik personal maupun finansial, muncul berkat dua orang spesial dalam hidupnya. Pertama, seperti ditulis dalam bukunya, Rich Dad Poor Dad, adalah ayah angkatnya yang kaya (Rich Dad). Satunya lagi, ayahnya yang miskin (Poor Dad), yakni ayah kandung Kiyosaki sendiri. Keduanya punya kebudayaan dan kebiasaan berlainan.
Kiyosaki besar di Hawaii, anak dari keluarga imigran asal Jepang. Ketika kecil ia selalu mendengar kalimat “Bersekolah lalu menjadi pegawai negeri, karena pemerintah memperhatikan pegawai negeri”. Itulah pesan ayah kandungnya. Ia sangat berpendidikan, punya gaji besar. Tapi sebesar apa pun uang yang dihasilkan, jumlahnya menurun setiap akhir bulan dan terkadang habis. Ia sangat jujur, pekerja-keras, dicintai dan dihormati oleh Kiyosaki.
Sedang ayahnya yang kaya (Kiyosaki bertemu dengannya saat berumur 9 tahun) mendidiknya tentang uang setelah melihat kedua orangtuanya sering bertengkar soal uang. Jadi, selama beberapa tahun, rich dad mengajarkan Kiyosaki tentang kebebasan financial. Berkat latihan dari rich dad, Kiyosaki sanggup menikmati pension di umur 47. Jika mengikuti saran ayah kandungnya – menjadi pegawai yang baik sampai usia 65 tahun – tentu ia masih menjadi pegawai, di hantui dana pensiun.
Sesempurna apakah DS/NM sehingga Kiyosaki sangat merekomendasikannya? Berikut penuturannya:

Perbedaan antara keamanan finansial dengan kebebasan finansial adalah perubahan mind set (pola pikir). Satu hal yang selalu kuingat dari rich dad adalah konsep kebebasan vs. Keamanan. Ia selalu mengingatkan, ”yang penting adalah kebebasan finansial, bukan keamanan finansial, karena keduanya berlawanan. Semakin mempedulikan keamanan finansial, kebebasan finansial semakin berkurang. Dengan kata lain, semakin peduli dengan pekerjaan dan gaji, semakin kecil kebebasan.”
Aku punya teman yang berpenghasilan besar. Tapi, dia takut kehilangan pekerjaan, karena masih punya banyak hutang, sehingga memilih keamanan finansial. Kontras denganku yang memilih kebebasan, karena aku punya pola pikir, sikap dan pola kemampuan yang berbeda. Makanya aku belajar membangun bisnis, tak pernah khwatir dengan penundaan gaji atau dipecat. Dalam kamusku, kebebasan dan keamanan adalah dua kata berlawanan. Yang kusuka dari kebebasan adalah ketiadaan rasa takut. Aku tak takut dipecat karena tak akan mempengaruhi status finansialku.
Apa Yang Paling Ditakuti Warga Amerika?
USA Today meluncurkan artikel menarik yang membuat banyak orang geleng – geleng kepala. Dari survey mereka, yang paling ditakuti warga Amerika ternyata bukan teroris atau kehilangan pekerjaan , melainkan takut kehabisan uang saat tiba masa pensiun. Itu sangat beralasan. Sebab, buktinya terjadi perubahan pasar saham perusahaan-perusahaan Amerika yang tak menentu. Inilah ketidakstabilan finansial yang sangat ditakuti warga Amerika.
Cashflow Quadrant: Apa Yang Menjadi Nilai Utama?
Seberapa sering anda berkata pada diri sendiri, ”Seandainya saya tak perlu bekerja” atau ” Saya bekerja keras, tapi yang menjadi kaya adalah pemilik perusahaan.”
Demikian kalimat – kalimat yang disebut rich dad sebagai Cashflow Quadrant. Itu juga yang menjadi buku keduaku, “Rich Dad’s Cashflow Quadrant.” Buku itu ditujukan kepada mereka yang siap mengubah hidup – perubahan yang lebih penting dibanding mencari pekerjaan.
Apakah Cashflow Quadrant? Rich Dad berkata bahwa ada empat tipe di dunia bisnis :
E = Employee (Pegawai, Karyawan)
S = Self-Employee (Pegawai/Karyawan Independen)
B = Business Owner (Pengusaha)
I = Investor
Bagaimana Mengetahui Keberadaan Anda?
Itu mudah dengan melihat dari mana datangnya penghasilan. Contoh, jika anda menerima penghasilan dari bekerja di perusahaan yang bukan milik anda, maka cashflow anda ada di quadrant “E”. Lain denganku, penghasilan dating dari bisnis dan investasi, maka aku berada di quadrant “I”.
Beberapa tahun lalu rich dad menjelaskan konsep itu. Kata beliau, setiap quadrant punya nilai berbeda. Beliau juga menjelaskan perbedaan 4 quadrant ini lewat kata-kata yang mereka gunakan. Berikut penjelasan singkat masing-masing quadrant dan kata-kata yang menerangkannya:
Quadrant ”E” : ”Saya mencari pekerjaan aman yang menguntungkan”. Meskipun seorang quadrant ”E” adalah pelayan atau presiden perusahaan, mereka punya kesamaan dalam pola pikir, yaitu peduli dengan keamanan. Makanya mereka mencari pekerjaan, yang syukur-syukur berjangka panjang dan menguntungkan.
Quadrant ”S” : ”Jika anda ingin sempurna, lakukan sendiri”. Mereka ini punya pola pikir tidak tergantung pada siapa pun. Mereka ingin bebas melakukan sesuatu sesukanya. Aku menyebut mereka sebagai bisnis cara John Wayne. Anda bisa mendengar mereka berkata, ”Aku akan melakukannya sendiri”. Penghasilan mereka tergantung jumlah waktu yang mereka luangkan. Umumnya, mereka cukup berpendidikan semisal konsultan atau dokter.
Quadrant ”B” : ”Saya mencari yang terbaik untuk bergabung bersamaku”. Mereka punya misi hidup yang kuat. Jika yang ada di quadrant ”S” ingin yang terbaik di bidangnya, maka yang di quadrant ”B” mencari yang terbaik untuk bergabung bersamanya. Lebih dari apa pun, mereka menjunjung tinggi efisiensi tim demi saling membantu untuk memperkuat bisnis. Mereka yang di quadrant ”B” tetap berpenghasilan, walaupun tidak terlibat langsung dengan bisnisnya.
Quadrant ”I” : ”Apa yang menguntungkan dari investasi saya?” Apa yang mereka inginkan adalah kebebasan finansial. Para investor memilih pola pikir ”uang yang bekerja” daripada harus bekerja. Mereka berinvestasi di berbagai bidang semisal estate, bisnis, saham atau obligasi.
Quadrant Mana Yang Lebih Menjanjikan Kesuksesan?
Perhatikan masing-masing quadrant, anda perlu bertanya pada diri sendiri, ”Di quadrant mana yang harus saya pilih untuk kesuksesan finansial?” Aku tak ingin menjadi pegawai seumur hidup. Aku tahu kesempatan terbaik ada di quadrant ”B” dan ”I” karena aku ingin menjadi multi jutawan, dan tak ingin bekerja keras seumur hidup demi uang. Kini, bisnisku mengucurkan passive income jutaan dollar tanpa aku mesti bekerja keras.
Sekarang giliran anda melihat masing-masing quadrant. Mungkin anda bertanya, ”quadrant mana yang terbaik untuk saya?” Satu alasan penyebab kegagalan adalah takut mengubah quadrant, sehingga sebagian besar orang hanya berani mengubah pekerjaan.
Banyak Jalan Menuju Kaya
Kenyataannya, menurutku, banyak jalan untuk menjadi kaya. Tapi anda mesti sangat beruntung, dan bekerja keras selama jangka waktu yang panjang. Contoh, jika anda seorang pegawai di perusahaan yang masuk Fortune 500, maka suatu hari mungkin anda bisa menjadi CEO dan memperoleh gaji besar. Jika anda punya tubuh atletis, anda bisa menjadi bintang sepak bola dengan gaji luar biasa. Memulai bisnis tradisional saat ini perlu modal yang tidak sedikit. Nah di Amerika, mayoritas tidak punya cukup uang untuk modal usaha. Mereka juga kekurangan tekhnik operasional, tekhnik menjual dan leadership yang merupakan suatu syarat. Persoalannya, bagaimana mereka yang ekonominya standar, tapi ingin menjadi kaya? Padahal, membuka usaha perlu modal dan risiko yang relatif besar?
Bisnis Direct Selling: Bisnis Yang Sempurna?
Ada jalan bagi mereka yang ekonominya standar, tapi ingin menikmati keuntungan finansial tanpa perlu modal besar, yakni dengan menggeluti bisnis DS/NM. Walau tidak menjalani, tapi aku punya segudang alasan mengapa DS/NM merupakan bisnis sempurna bagi yang ingin menggelutinya.
Bisnis ini terkait dengan saran rich dad, seperti yang kutulis di buku. Aku merekomendasikan bisnis ini, karena sesuai dengan apa yang di ajarkan rich dad, bukan poor dad. Selama beberapa tahun aku memperhatikan bisnis ini. Lantas, sikapku berubah, setelah suatu hari melihat seorang sahabat menggelutinya. Aku bertanya kepada dia alasan menjalani bisnis DS/NM? Ia mengaku ingin menolong orang lain, dan ingin mendidik mereka. Jawabannya cukup mengejutkan, sehingga aku terus menghujani dengan berbagai pertanyaan lain.
Tak sampai di situ, aku pun lalu menghadiri pertemuan-pertemuan yang mereka adakan. Ternyata, mereka punya prinsip dan pendidikan yang sama, pola pikir yang sama, skill bisnis yang sama dan sikap yang sama seperti yang diajarkan rich dad. Bagiku, DS/NM merupakan bisnis revolusioner untuk menjadi kaya, dan satu-satunya bisnis yang persis diajarkan rich dad padaku. Berikut sekelumit alasan mengapa DS/NM begitu menguntungkan:
  1. Bisnis DS/NM tidak mempedulikan kampus mana yang pernah anda masuki, berapa uang yang anda hasilkan hari ini, atau bagaimana penampilan anda. DS/NM benar benar bisnis untuk semua orang yang ingin menggapai kebebasan finansial.
  2. DS/NM mendidik nilai yang tak diajarkan di sekolah bisnis tradisional – nilai seperti cara mendidik diri sendiri dan orang lain bagaimana menjadi pengusaha, hingga terbuka peluang meraih kebebasan finansial. Dari segalanya, yang terpenting adalah anda bebas menentukan masa depan anda sendiri.
  3. Sebuah alasan utama mengapa aku mendukung DS/NM, karena perusahaan benar-benar menjadi sekolah bisnis, bukan seperti sekolah umum yang mendidik siswa-siswanya agar menjadi pegawai suatu hari nanti. DS/NM mengajarkan bukan hanya teori, tapi latihan yang bisa langsung dipraktekkan.
  4. Kunci sukses dibisnis ini adalah belajar menjual sesuatu, bukan sekali, tapi beberapa kali. Perusahaan DS/NM mendidik skill dasar bagaimana menduplikasi dengan melatih pola pikir.
  5. Jika anda menemui rintangan, sulit untuk memulai dan belum memcapai level yang diinginkan, tak perlu khwatir karena anda tak akan dipecat. Perusahaan DS/NM mengerti bahwa kesuksesan mereka tergantung kesuksesan anda. Mayoritas perusahaan DS/NM sangat peduli keinginan anda untuk belajar, untuk berubah dan untuk berkembang. Mereka akan mendorong anda semaksimal mungkin agar menjadi pengusaha.
  6. Inilah yang terbaik, keindahan DS/NM adalah passive income, yang kusebut dengan ”uang merdeka”. Anda bisa mendapatkannya suatu hari hingga anda bisa bersantai 100 persen dari bekerja keras. Passive Income adalah penghasilan tanpa harus bekerja. Dan seperti pengusaha di quadrant ”B” yang mengasilkan uang tanpa bekerja, demikian pula yang terjadi pada DS/NM. Jadi, dengan memiliki bisnis DS/NM, anda berarti telah berada di quadrant ”B” layaknya Bill Gates dari Microsoft, membawahi orang-orang yang melakukan pekerjaan untuk anda, entah harus bekerja atau tidak.
Apakah DS/NM Tepat Untuk Anda?
Seperti yang telah kuterangkan sebelumnya, sekarang begitu banyak cara untuk menjadi kaya. Seperti dikatakan rich dad, cara terbaik menjadi kaya adalah mencari jalan yang tepat. Jika anda seorang yang suka membantu orang lain, aku yakin DS/NM pilihan yang tepat. Tapi itu tergantung apakah anda ingin kebebasan atau keamanan? Apakah anda suka pekerjaan yang aman dan menguntungkan? Atau anda ingin mendapat kebebasan dari bisnis sendiri? Apapun pilihannya, pahami bahwa semua butuh kerja keras dan komitmen. Yang telah kujelaskan ini hanya sebagian yang penting untuk anda, rekomendasi bisnis DS/NM. Rich Dad mengajarkan pola pikir lebih penting dari uang, dan metode yang dipilih akan sama dengan pola pikir anda. Apakah DS/NM bisnis sempurna? Semua tergantung anda!.

THE VISIONS 3 : RAHASIA RUMUS 90 : 10

Suatu hari Anda sarapan bersama di rumah. Anak perempuan anda tiba-tiba tanpa sengaja menumpahkan kopi sehingga baju seragam Kerja anda kotor. Anda lepas kendali, memaki-maki anak Anda sehingga dia menangis. Kemarahan anda merembet kepada pembantu karena menaruh cangkir kopi terlalu dekat ke anak Anda.
Terjadi debat kusir dengan pasangan anda. Dengan rasa jengkel, anda tinggalkan meja untuk ganti seragam. Selesai ganti pakaian, anda melihat anak anda masih menangis dan bersiap untuk pergi sekolah tanpa menyelesaikan sarapannya. Tapi dia ( anak ) sudah ditinggalkan mobil jemputan. Anda bergegas ke mobil dan berteriak kepada anak anda untuk segera naik mobil. Anda terpaksa mengantarnya ke sekolah.Kemudian ngebut karena terlambat.Sialnya waktu memotong jalan, anda dihentikan polisi dan terpaksa damai dengan memberikan imbalan Rp. 50.000,-. Sampai di sekolah, anak anda langsung lari dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata-kata. Setelah berjuang keras, akhirnya anda tiba dikantor terlambat 20 menit. Pada saat itu, anda baru sadar bahwa anda lupa membawa tas kerja anda. Anda memulai hari itu dengan kejadian yang menjengkelkan. Ketika waktu berlanjut, semua keadaan seolah-olah berubah menjadi semakin kacau.
Sore hari, anda pulang kerumah dengan lesu. Disambut suasana "dingin" dari pasangan, anak dan pembantu anda.


Semua itu terjadi karena reaksi atau respon yang anda lakukan di pagi hari.Mungkin kita pernah mengalami kejadian serupa. Kesialan diikuti berbagai kesialan lainnya. Hal-hal yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Hal itu bisa berupa stress, rasa kurang bahagia dan kemarahan yang mengakibatkan putus hubungan persahabatan, dijauhi teman, menyebalkan dan kadang sangat menyakitkan. Coba cermati contoh kasus tersebut.
Mengapa anda mengalami hari-hari yang menyebalkan?
Apakah karena kopi tumpah di baju seragam anda?
Apakah karena anak anda yang menyebabkannya?
Ataukah karena Pak Polisi yang menilang anda?
Atau akibat perilaku anda sendiri?
Jawabannya adalah : Sesungguhnya anda bisa mengendalikan reaksi anda pada kejadian tersebut. Hanya reaksi spontan anda, yang mengakibatkan semua itu terjadi. Anda bisa merubah situasi menyebalkan itu menjadi lebih menyenangkan dengan menerapkan rumus 90: 10. Artinya, 10% dari kehidupan kita berupa "takdir" yang harus diterima, dan 90% lainnya, disebabkan oleh reaksi anda terhadap berbagai tekanan dan kejadian yang menimpa Anda. Kita tidak bisa mengendalikan 10% faktor takdir. Anak tidak sengaja menumpahkan kopi, mobil mogok. Jadual penerbangan terlambat sehingga seluruh rencana kerja menjadi kacau, dan terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Ini realita yang tidak bisa dikontrol.
Berbeda dengan aspek 90% sisanya. Anda bisa mengendalikan dan mengatur reaksi atau respon yang akan anda lakukan terhadap kejadian yang menimpa anda.
Jangan biarkan berbagai kejadian itu mengatur anda. Anda pasti bisa mengendalikan bagaimana reaksi atau respon terbaik yang harus anda lakukan.
Berikut, contoh yang seharusnya anda lakukan :

Kopi menumpahi seragam anda. Anak anda kaget bahkan terlihat akan menangis. Anda bisa berkata, "Nak, tidak apa-apa cuma basah. Lain kali, berhati-hati kalau sarapan." Anda segera ke kamar dan mengganti baju seragam. Waktu anda kembali anda lihat anak anda sudah selesai sarapan dan segera lari ke depan, menuju mobil jemputan sambil melambaikan tangan kepada anda. Anda, anda masih bisa baca koran dan bercengkerama sebentar sebelum anda siap pergi ke kantor. Anda tiba di kantor 5 menit sebelum jam kerja, dengan gembira. Anda menyapa semua rekan dan anak buah anda di sepanjang jalan menuju kamar kerja. Anda mendapat pujian bos dan bawahan yang mengamati gerak gerik anda. Hari ini sungguh menyenangkan.

Amati apa perbedaan yang terjadi diantara dua skenario di atas.
Semua dimulai dengan kejadian yang sama, kopi tumpah (aspek 10%) yang tidak bisa anda cegah. Namun hasilnya jauh berbeda, karena cara anda (aspek 90% ) kejadian tersebut berbeda. Jangan bereaksi negatif terhadap suatu kejadian yang tidak menyenangkan. Berikan reaksi yang positif, dan yakinkan bahwa hal itu tidak akan merusak hari-hari anda selanjutnya.
Namun, apabila anda memberikan reaksi atau respon yang salah, maka pasti akan berdampak buruk bagi anda selanjutnya.
Apa reaksi anda bila terjebak kemacetan lalu-lintas?
Apakah membunyikan klakson mobil sekeras-kerasnya.
Apakah dengan berlaku seperti itu kejadian akan membaik?
Apakah detak jantung anda menjadi normal atau sebaliknya?
Apakah orang lain peduli bila akhirnya anda terlambat tiba di kantor 10-20 menit?
Mengapa anda membiarkan kejadian tersebut merusak seluruh hari anda?

Ingat rumus 90 :10
Rahasia manfaat penerapan rumus 90 : 10 dalam kehidupan sehari-hari itu sungguh luar biasa. Namun, sedikit diantara kita yang memahaminya, sehingga jutaan orang menderita stress dan berbagai macam masalah pribadi.
FOKUS PADA 90% SOLUSI
DAN HANYA 10% PADA MASALAHNYA

Friday, December 26, 2008

THE VISIONS 2 : 10 CIRI ORANG YANG BERFIKIR POSITIF

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang ‘beredar’ di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.

  1. Melihat masalah sebagai tantanganBandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
  2. Menikmati hidupnyaPemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
  3. Memilki sifat Teachable (mau belajar) & Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ideKarena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
  4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak‘Memelihara’ pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
  5. Mensyukuri apa yang dimilikinyaDan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya.
  6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentuSudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
  7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakanPernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
  8. Menggunakan bahasa positifMaksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
  9. Menggunakan bahasa tubuh yang positifDi antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan ‘hidup’.
  10. Peduli pada citra diriItu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

THE VISIONS 1 : VISI

Assalamu'alaikum wr. wb...


Semoga dengan tulisan - tulisan & artikel - artikel di blog ini menambah pengetahuan dalam mengembangkan kekuatan VISI masing - masing kita. Bagaimana kita belajar, memulai, jatuh, bangun, jatuh dan terus bangun lagi dan menjadikan kekuatan VISI tersebut sebagai ALAT BANTU untuk menciptakan hidup yang lebih berkwalitas.

Saya masih belajar, dan insya allah akan tetap bertahan, berusaha dan sudah pasti berdo'a.
Setiap keberhasilan, sudah pasti didukung oleh VISI yang kuat, dan VISI yang kuat sejalan dengan sikap POSITIF dan juga TEACHABLE (Sikap rendah hati untuk mau belajar). Oleh karena itu komentar POSITIF dari rekan - rekan semua akan sangat berarti untuk saya khususnya dan pastinya untuk semua yang membaca.

Biasakan sikap POSITIF dan TEACHABLE mendarah daging di dalam diri kita. Jadikan ia sebagai "The Invisible Power" dalam setiap usaha mencapai IMPIAN - IMPIAN kita.

"The first step to living a better life is knowing exactly what you want to be, do and have.."

Wassalam,
Indra Cahyadi