Saturday, November 14, 2009
THE VISIONS 20 : MOT-VISION OF THE DAY
Dan pekerjaan yang lebih baik berarti Promosi lebih besar, Uang lebih banyak, Prestise lebih besar, Kebahagian lebih besar.
2. Orang yang mengatakan kepada anda bahwa sesuatu tidak dapat dilakukan hampir selalu adalah orang yang tidak berhasil, orang yang biasa-biasa saja prestasinya. Pendapat orang seperti ini TIDAK BERHARGA.
from 'The magic of thinking BIG'
Thursday, November 12, 2009
THE VISIONS 19 : BENARKAH KITA SUDAH MENGENAL DIRI SENDIRI ?
Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop dengan kenyataan. Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya.
Semakin tua orang diharapkan semakin matang. Bisa diibaratkan seperti bawang, yang terkelupas kulitnya satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala macam kebohongan atau kepura-puraan. Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak, lebih ringan, karena menjadi diri sendiri.
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan. Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa Inggris.
“Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya. Ia minder, merasa dirinya tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika harus bertemu orang dari negara lain.
Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa bahasa Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu. Anak muda yang belum lama masuk dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti yang diinginkannya.
Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa berkata,
“Oh, gampang itu. Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan diganti dengan si Ini.”
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas, dan moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan, “Saya ingin menasihati Saudara….”
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran. “Dia itu siapa, kok, berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”
Kenyataan dan AsumsiMengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga mengakui itu kekurangan kita?
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk sekali pengenalan diri kita.
Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja biasanya hanya omong doang.
Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun.
“Apalah artinya saya, siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan dirinya. Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat.
Orang yang selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.
SolusiDalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
(1) Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu. Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
(2) Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu. Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
(3) Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
(4) Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan membuat orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita ingin bekerjasama dengan orang lain. Bagaimana membuka jendela? Bagaimana kita bisa kenal diri sendiri? Bagaimana kita memiliki jendela terbuka yang semakin besar?
1. Bersedia menerima umpan balik, secara verbal maupun non-verbal.
a. Bersedialah untuk menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain tentang diri kita. Kalau ada orang yang memberikan kritik sangat pedas, ada baiknya dikaji. Jika merasa tidak benar, tanyakan, mengapa dia mengungkapkan hal itu, cari klarifikasi, dan bukan membalas menghajarnya atau mengkritik balik. Kritik adalah bentuk umpan balik yang berisi informasi negatif tentang diri kita, yang mungkin kita anggap kelemahan. Harusnya kritik itu berisi saran, karena kritik itu berarti menunjukkan kesalahan dan harus bisa memberitahu bagaimana jalan keluarnya
b. Kita juga harus mau lebih membuka diri. Ungkapkan kalau ada uneg-uneg, kekesalan, kejengkelan dan sebagainya. Bisa lisan bisa tertulis harus diungkapkan terus terang. Bisa juga kita membuka kekuatan atau kelemahan diri kita,dibagi kalau berupa kekuatan. Ini cara supaya orang lain lebih mengenali diri kita, dan kita pun makin tahu tentang diri sendiri. Kita tidak mungkin mengenali diri sendiri hanya dari muka cermin, tapi juga melalui orang lain supaya kita mendapat gema atau echo dari orang lain.
2. Bagaimana cara kita membuka diri? Banyak bergaul, berteman baik, memperluas hubungan interpersonal dan berkomunikasi. Dengan cara ini kita akan mendapat masukan dari banyak orang. Semakin luas pergaulan akan mendapat masukan lebih banyak mengenai diri kita.
http://id.news.yahoo.com/kmps/20091111/tls-benarkah-kita-sudah-mengenal-diri-se-8d16233.html
Wednesday, November 11, 2009
THE VISIONS 18 : SHOW SPEED BURN DISC
In the process of burning, the burn speed is usually set by the user will be displayed on the screen. But do not be surprised if it appears speed was not the real speed. The speed of the ongoing fuel could be far below the numbers listed, it all depends on the burning method you choose and the state of the system at that time.
If you want to know how the speed of burning CD / DVD the real, practicing the following trick.
1. Click Start> All Programs> Nero> Nero 9> Nero Express.
2. Click the logo box triangle pointing to the left.
3. Select the Options menu in the Advanced.
4. In the Options window, open the Misc tab.
5. In the Options box, find groups Burning and check on the menu "Show real recorder write speed while burning".
6. Click OK to close the Options window.
From now on, all the disks that were burned with Nero will show the actual burn speed.
Source: PCplus
http://id.news.yahoo.com/kmps/20091111/ttc-tampilkan-kecepatan-bakar-disc-566ebb2.html
THE VISIONS 17 : MORE ABOUT TIENS CALCIUM
[Main Raw Materials] Lecithin, glucose, oligosaccharide, aspartame, lactose, taurin [Net Weight] 4gx20 sachet [Dosage] Adults and children over 12 years old, 1 sachet each time, 2 times daily, mix with water or other beverages [Health Care Effect] Activates brain cells, the best supplement for brain health [Users Suitable] Elderly people, brain stormers, and those who want to improve memory.
Tuesday, November 10, 2009
THE VISIONS 16 : 4 THINGS YOU SHOULD NEVER DO WITH YOUR CREDIT CARDS
From Redbook
Susan McCarthy, a financial adviser in Oklahoma City and author of The Value of Money, lists her top four credit card don'ts:
1. Don't make only the minimum payments. This stretches out your payment and, thanks to the interest, significantly increases your overall cost.
2. Don't carry too many cards. Multiple cards make it easier to rack up debt because it's harder to keep track of your spending. Having lots of cards isn't necessarily bad for your credit, but misusing them is. So limit your plastic to two national cards (store cards often carry higher interest rates) that you manage carefully.
3. Don't miss payment due dates. Not only will you be hit with a late fee-as high as $39 on some cards-but your interest rate could also jump. Sign up for online banking or pay over the phone if you're up against the deadline. (You may pay a processing fee, but it will probably be less than the late fee and the possible interest-rate hike.)
4. Don't take cash advances. These advances generally come with sky-high interest rates and service fees, making them a far too expensive way to get cash. Avoid at all costs
From : http://shine.yahoo.com/channel/life/4-things-you-should-never-do-with-your-credit-cards-530910/
THE VISIONS 15 : THE WAY TO FIX THE PROBLEM FOR SONY CYBER-SHOT DSC-W30 DIGITAL CAMERA
Here is the Best Solution :
Blow around the lens in all the extension joins the firmly slap it in the palm of you hand with the side of the camera making contact with you palm. Do the procedure two or 3 times and inbetween the slaps turn it on to activate the lens mechanism. Keep at it as it will eventually work.
One tip, make sure the battery is charged before you do this.
Original Site : http://www.fixya.com/support/t2804784-when_turn_camera_access_comes_screen
Tuesday, October 27, 2009
THE VISIONS 14 :FACEBOOK PALSU
Tingginya popularitas Facebook ternyata telah dimanfaatkan oleh penjahat dunia maya, atau istilah kerennya cyber criminal. Mereka telah membangun situs Facebook versi Indonesia yang bertujuan untuk penipuan (phising). Pengguna yang terjebak akan secara sengaja menyerahkan informasi username dan password akun Facebook mereka ke kriminal tersebut.
“Jika dilihat sekilas, tampilan situs Facebook gadungan ini memang mirip aslinya, termasuk ketersediaan sarana registrasi bagi pengguna baru. Begitu pun dengan icon, gambar, judul halaman dan elemen lain yang lazim dijumpai pada laman utama Facebook ketika baru dibuka,” kata Brama Setyadi, seorang praktisi teknologi pada VIVAnews, 26 Oktober 2009.
“Satu-satunya yang membuat laman ini berbeda adalah alamatnya, yakni http://facabook.co.tv/indonesia,” ucap Brama yang awalnya mendapatkan pesan phising tersebut di inboks akun Facebook-nya.
Pada laman Facebook asli, Brama menyebutkan, data login yang dimasukkan pengguna akan dikirim menggunakan metode POST ke file login.php di alamat ‘https://login.facebook.com’.
“Sekadar info, HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) adalah protokol yang digunakan untuk mengamankan jalur pengiriman data dengan memanfaatkan enkripsi,” kata Brama. “Sementara Facebook palsu mengirimkan data login ke file src-login.php di alamat http://facabook.co.tv,” ucapnya.
“Dari sini sebenarnya dapat diketahui bahwa sebenarnya si pembuat laman sama sekali tidak mengirimkan data untuk keperluan otentikasi, melainkan hanya merekam data login ke dalam database miliknya,” ucap Brama.
Menurut laporan beberapa korban, informasi tentang Facebook palsu ini didapat lewat fasilitas message Facebook, meskipun si phiser tidak masuk ke dalam daftar teman. Isi beritanya kurang lebih mengharuskan si calon korban untuk melakukan login ke facebook dengan segera karena sistem administrasi Facebook sedang dalam tahap seleksi pengguna aktif. Sembari melampirkan alamat palsu di atas, phiser juga menyuruh meneruskan pesan yang dibuatnya kepada 15 pengguna Facebook lain.
Lalu apa yang terjadi jika pengguna memasukkan informasi kredensial ke laman ini? Setelah merekam data login si pembuat akan langsung mengalihkan laman ke alamat login Facebook yang asli. Seakan-akan pengguna telah salah atau belum memasukkan informasi login.
“Anda yang telah terlanjur memasukkan informasi login di situs tersebut, ada baiknya segera mengubah password Facebook yang Anda punya,” ucap Brama.
Monday, October 19, 2009
THE VISIONS 13 : BUDAYA MINUM TEH DAN MANFAATNYA
VIVAnews - Kebiasaan minum teh telah menjadi semacam ”ritual khusus” di kalangan masyarakat Cina dan Jepang. Bahkan hingga kini, upacara minum teh di tengah masyarakat Jepang merupakan suatu hal yang sakral.
Di Cina, budaya minum teh sudah dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi, pada zaman Kaisar Shen Nung berkuasa. Kemudian budaya minum teh berlanjut di Jepang sejak masa Kamakaru oleh pengikut Zen.
Tujuannya adalah agar mereka mendapatkan kesegaran tubuh selama meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam. Pada akhirnya, tradisi minum teh menjadi bagian dari upacara ritual Zen. Selama abad ke-15 hal itu dijadikan acara tetap untuk mendiskusikan berbagai hal.
Meski saat itu belum bisa dibuktikan khasiat teh secara ilmiah, namun masyarakat Cina sudah meyakini teh dapat menetralisir kadar lemak dalam darah, setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung lemak. Mereka juga percaya, minum teh dapat melancarkan air seni, menghambat diare dan sederet kegunaan lainnya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pangan yang makin maju, khasiat minum teh pun makin banyak diketahui. Hal ini kian mendongkrak konsumsi teh dari tahun ke tahun. Budayanya pun makin menyebar dan berkembang di beberapa negara seperti Inggris, Irlandia, Pakistan dan India.
Sedangkan di Indonesia sendiri, budaya ini masih sangat minim dan terhitung masih rendah konsumennya. Padahal, Indonesia merupakan penghasil teh kelima terbesar di dunia setelah India, Cina, Sri Lanka dan Kenya.
Diduga penyebab rendahnya tingkat konsumsi teh di Indonesia karena masyarakat belum banyak yang tahu tentang khasiat teh bagi kesehatan. Meski minum teh sudah menjadi semacam budaya setidaknya di kalangan masyarakat Jawa, namun teh belum begitu populer untuk masyarakat di Indonesia. Boleh dibilang, budaya minum kopi masih lebih digandrungi oleh masyarakat Indonesia ketimbang minum teh
Wednesday, June 24, 2009
THE VISIONS 12 : MENGUSIK ZONA NYAMAN
Seringkali diri ini kadang lupa dan terlena dengan kebiasaan kita sehari-hari, dalam bekerja ataupun menjalani aktifitas diri. Waktu terlewati begitu cepat, dari hari ke minggu, ke bulan sampai lewati tahun. Tanpa sadar terlewatkan waktu itu tanpa dibarengi dengan perubahan diri atau ada perubahan tapi secara lambat.
Kalau melihat secara nyata perubahan di sekeliling kita, ambil contoh yang sering aku amati setiap hari kalau di Surabaya itu banyak sekali tumbuh dan berdiri tempat-tempat belanja(mall) ,apartemen dan bahkan model super blok di kota ini tumbuh begitu cepat seperti jamur di musim hujan. Kalau di bandingkan dengan diri kita disini, atau lingkungan kerja atau komunitas kita kok belum kelihatan perubahan ya. Padahal semua fasilitas itu di ciptakan untuk manusia seperti kita juga.
Mungkin ini contoh perbandingan yang kurang tepat untuk kita, banyak yang bilang"kalau kita selalu melihat di atas, pasti kita tidak akan pernah merasa cukup".
Tapi kalau kita tidak berani melihat perubahan atau membandingkan dengan yang lain, kita akan tetap berdiri dan jalan di tempat saja.
Pertanyaan ini sering kali aku buat kita koreksi diri, bagaimana hidup kita 3-5 tahun terakhir:
1. Adakah pengembang diri Anda selama ini? sampai seberapa jauh?
2. Apakah Anda merasa bahagia dan enjoy di tempat kerja ?
3. Berapa pendapatan bulanan Anda selama ini?
4. Berapa Anda punya tabungan sampai saat ini?
5. Apa yang sudah saya miliki (Rumah, mobil baru, dll)?
6. Berapa banyak teman baru yang saya kenal?
7. Sudahkah kita membahagiakan orang tua dan orang-orang yang kita cintai?
8. Sudahkah saya beramal? berapa banyak?
9. Kapan bisa Ibadah Haji?
10. Liburan yang sudah saya lakukan? seberapa sering?( karena dunia ini bukan hanya Surabaya)
etc.
Nah apakah pekerjaan atau aktifitas saya saat ini bisa memberi perubahan yang berarti, satu atau dua tahun kedepan? kalau tidak bisa, maka harus berbuat hal yang berbeda dari sekarang.
beberapa pertanyaan itu yang kadang bisa memberi motivasi diri untuk selalu berpikir dan bertindak.
Bagaimana dengan Anda?
Tuesday, January 6, 2009
THE VISIONS 11 : KALSIUM DAN KEHIDUPAN
FUNGSI 1% KALSIUM DALAM TUBUH
BERAPA BANYAK KALSIUM YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN 1% KALSIUM YANG BERSIRKULASI DALAM DARAH, SEHINGGA BISA TERHINDAR DARI BERBAGAI MACAM PENYAKIT ?
THE VISIONS 10 : MENCOBA MEMAHAMI TENTANG TAKDIR
Dalam Perbincangan dengan Seorang sahabat dalam Chat, beliau menanyakan tentang makna takdir dan kehidupan yang dijalaninya. Takdir memang sesuatu yang tak mudah untuk dipahami. Takdir merupakan salah satu dari ketentuan Tuhan Yang Maha Agung. Karena Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu, sumber dari segala ilmu dan intelegensi, pencipta alam semesta dan seisinya, maka barangkali kita terlalu menggampangkan pemahaman tentang takdir jika kita hanya menggunakan logika yang simpel takdir adalah sesuatu yang cukup kompleks untuk dipahami dengan logika manusia.
Sampai hari ini dari berbagai macam pendapat mengenai takdir, secara garis besar Mengenai takdir ini, terdapat 3 golongan yang memahaminya secara berbeda. Golongan pertama, yang berpendapat bahwa manusia itu tidak bebas sama sekali, apa yang kita lakukan, sudah ditentukan oleh Tuhan. Golongan yang kedua, berpendapat bahwa kita sangat bebas, apa pun yang kita lakukan, tidak ada campur tangan Tuhan sama sekali. Dan golongan terakhir yang berpendapat bahwa apa pun yang kita lakukan semuanya ada dalam aturan-aturan Tuhan, ada campur tangan Tuhan, tapi kita pun memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu. Dalam menuliskan tulisan ini jujur saya harus banyak bertanya, membaca buku dan merenung, suatu pertanyan yang mudah ditanyakan tetapi sangat sukar untuk dijelaskan.
Menurut saya, campur tangan Tuhan di dunia ini, "diwakili" oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan. Tidak turun tangan langsung seperti mengatur bidak-bidak catur. Dalam kehidupan kita, kita tidak bisa lepas dari aturan-aturan (ketentuan) tersebut. Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut. Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Namun, terkadang, dalam beberapa hal, Tuhan benar-benar mengambil alih dan "menyentil" kehidupan kita dengan caranya yang tidak bisa kita pahami.
Kita pada dasarnya tak kuasa mengubah Takdir, tetapi Tuhan berkuasa. Kita wajib bekerja dan berikhtiar, supaya diubah nasib kita oleh Tuhan, diubahNya isi 'Ummul Kitab' itu menurut kehendakNya, yang tidak dapat dihalangi orang lain sedikitpun. Mengapa kita wajib berikhtiar?Sebab, Dia tidak akan merubah untung nasib yang menimpa kita, sebelum kita rubah lebih dahulu:
"Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri."
Nasib bisa berubah, asal diikhtiarkan merubahnya lebih dahulu. Kehinaan ummat yang sekarang bukan didatangkan Tuhan dengan tiba-tiba, tetapi ummat itulah yang memilih kehinaan. Kemuliaan yang tercapai oleh pemeluk agama lain, setelah mereka ikhtiarkan pula lebih dahulu; mendatangkan kemuliaan kepada orang yang pemalas walaupun bagus pengajaran agamanya, atau mendatangkan kehinaan kepada orang yang berusaha walaupun pelajaran agamanya kurang bagus, alamat tidak ada keadilan.
Buya Hamka menyatakan:
… Luh Mahfuz itu adalah 'Ummul Kitab', ibu dari kitab dan nasib, yang memegang dan mengaturnya adalah Tuhan sendiri, isinya menurut kehendak Tuhan, bukan menurut kehendak kita. Tuhan bisa merubah, juga bisa menghapuskan dan bisa menetapkan, bahkan juga menambah, bukan tetap begitu saja.
Sungguhlah keliru bila seseorang mengingat takdir hanya pada saat terjadinya malapetaka, sebaliknya kita melupakan takdir pada saat meraih kesuksesan. Manusia hampir semuanya selalu menutupi kesalahannya dengan berdalih takdir. Kita terkadang menempatkan takdir secara tidak semestinya. Takdir bisa beralih fungsi menjadi sebuah kambing hitam. Alangkah enaknya jika perbuatan yang dilakukan oleh seseorang menjadikannya tak punya tanggungan dengan cara
mengatasnamakan takdir. Contoh Ketika kegagalan datang, kita menyebut itu takdir kita, Kala Kita berbuat salah itu pun takdir kita.
Memang, di zaman penuh persaingan sekarang, ketika manusia yang menghuni bumi lebih dari 6 milyar orang, mereka-mereka yang duduk diam dan cuma melafalkan doa agar rezeki datang tanpa usaha fisik, mungkin dapat saja dituding kurang akal. Hidup itu menjemput bola bukan menunggu bola. Hal ini seperti firman allah SWT yang kurang lebih artinya
"bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan esok kamu akan mati".
Dengan memahami bahwa diri kita sendirilah yang menentukan jalan hidup kita, maka kita tidak bisa hanya menyalahkan takdir jika keadaan kita saat ini tidak sesuai dengan kehendak hati. Sedapat mungkin berusahalah agar keluar dari kesulitan. Karena takdir adalah seperti sebuah sistem, nasib kita bukanlah suatu hal yang sudah terpatok mati, melainkan bisa berubah jika kita benar-benar punya kemauan untuk merubahnya. Bagi yang mungkin telah Paham, takdir itu tentunya selalu akan mendatangkan dua hal: syukur (ketika mendapat berkah) dan sabar (ketika yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan). Dalam makna yang paling luas, takdir akan sangat jauh dari sekedar sebuah keniscayaan. Jelas bukan sesuatu yang sifatnya taken for granted.
Sesuatu baru masuk dalam koridor takdir, apabila kita telah berupaya keras sedaya upaya, telah melakukan semua yang mungkin tanpa terkecuali, baru setelah itulah takdir tertetapkan. Bahwa hasil pekerjaan dapat menjadi sangat ranum dan penuh berkah. Namun, juga, dapat saja tak bernas, hanya kering dan hampa. Menurut saya Takdir hanya ada pasca usaha.
[EMAIL PROTECTED]
Depok 14 May 2008
Erwin Arianto
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY
THE VISIONS 9 : NETWORK MARKETING SEBUAH SOLUSI
Siapa pun pasti mendambakan jadi sarjana, lalu bekerja di perusahaan mapan, mendapat gaji besar dan fasilitas lainnya. Cuma persoalannya, dunia saat ini berubah. Bukan lagi jamannya “kuda gigit besi”, melainkan era global di mana dunia saat ini dalam genggaman tangan lewat kecanggihan teknologi informasi.
Kecanggihan itulah yang membuat orang saat ini diliputi pilihan sulit, menyusul menciutnya pelbagai pekerjaan. Belum lagi gonjang-ganjingnya financial dunia, membuat pekerjaan ini bukan lagi sesuatu yang mudah. Bahkan, seperti diramalkan pelbagai kalangan, dunia bekerja pun bukan lagi sesuatu yang aman. Melainkan penuh resiko, karena sesuatu yang tak terduga terjadi, seperti halnya Lehman Brother yang bangkrut. Orang tak bakal menyangka perusahaan yang berkiprah lebih dari 158 tahun itu bernasib tragis.
Kasus itulah, yang membuat pemikiran Robert T. Kiyosaki, Donald Trump, Paul Zane Pilzer dan sebagainya, menjadi sangat relevan. Mereka menganjurkan memulai sebuah usaha menjadi lebih penting, ketimbang ”menjajakan” ijazah formal.
Cuma, sekali lagi, membangun usaha – atau katakan saja entrepreneurship, bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalikkan tangan. Pelbagai persoalan, dipastikan akan menghadang, seperti modal, produk yang diusung, karyawan, kantor, cara pemasaran dan sebagainya. Belum lagi dengan segala resiko, yang mau tidak mau, membuat sebagian orang ciut memulainya. Padahal, cara inilah yang seperti dikatakan oleh Ciputra, dapat mengerakkan roda perekonomian.
Lantas, apa solusinya? Memulai usaha dengan menumbuhkan entrepreneurship, ditambah dengan resiko yang minimalis, network marketing bisa menjadi pilihan. Maklumlah, di bisnis ini semuanya telah tersedia, termasuk produk, sistem dan cara pemasarannya. Bahkan, waktunya yang fleksibel, membuat bisnis ini banyak diminati, menyusul kian meleknya masyarakat mengenai kebebasan finansial.
Tak hanya itu, legitimasi terhadap bisnis ini pun terus bermunculan. Semua memberikan restunya, karena di bisnis ini – meminjam istilah Paul Zane Pilzer, melatih pelakunya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Pelatihan inilah, yang membuat bisnis ini berbeda, karena menekankan entrepreneurship, kemandirian, memaknai resiko dan kegagalan yang selalu melekat pada dunia usaha.
Walhasil, bersikap nyinyir, negatif dan memandang remeh bisnis ini, bukanlah sesuatu yang tepat. Fakta telah berbicara, kenyinyiran itu tidak membuat bisnis ini redup. Bahkan terus menggeliat, melahirkan dan mencetak jutawan-jutawan baru. Fenomena ini persis ramalan Paul Zane Pilzer dalam bukunya yang berjudul The Next Trillion, maupun Wellness Revolution jilid 2. Alasannya, menggelembungnnya dunia wellness yang dominan menjadi ranah Network Marketing, merupakan dua bisnis yang bakal tren di masa mendatang, sekaligus menjadi solusi penyediaan tenaga kerja yang menjadi bagian dari persoalan dunia.
Maka, investasikan waktu adalah pemikiran yang tepat, ketimbang melamun kapan lamaran direspon positif oleh perusahaan, ataupun memelihara sikap negative terhadap Network Marketing. Sebab, sesuatu yang negative itu tidak akan pernah menghasilkan apa pun...
Sunday, January 4, 2009
THE VISIONS 8 : 6 QUESTIONS TO ASK BEFORE BECOMING A NETWORK MARKETER
Gather the right facts in your business opportunity investigation by asking these crucial questions.
Entrepreneur Magazine Online — Ask the MLM Expert
-by Michael L. SheffieldCEO Sheffield Resource Network -
Question: I'm looking for a homebased business opportunity or a network marketing company to represent. What questions should I ask the company before I make a decision?
Answer: Whether you are looking for a part-time opportunity or a full-time career change, selecting the right business venture is clearly a major part of your formula for success. Thousands of potential homebased independent distributorships, franchises and network marketing opportunities are being offered in newsstand opportunity magazines, on those spam e-mails you receive regularly, or from friends and relatives who are convinced they've found the holy grail to make you both wealthy.
Unfortunately, many people jump at opportunities based on advertising hype or unsubstantiated promises and are quickly disappointed. There's nothing wrong with a company promoting its opportunity in the best light, or with your friends focusing on the potential benefits available in their own ventures. It's just that you need to separate facts from illusions, reality from fantasy and true potential from the enthusiastic sales pitch of the people who stand to profit from your involvement. They may have taken a leap of faith themselves without having done their own due diligence. There are many good opportunities for those willing to work and work hard. Any business that offers real opportunity requires real effort. Just remember, if it sounds too good to be true, it probably is.
Here are the six questions you should ask to help you make educated decisions about your time and money investment.
- How long has the company been in business? If they've been around for several years, they'll have network marketing operators who have already paved the way. Ask for references. And if they won't give you any, dig deeper to find out why. If this is a start-up venture, look for signs of financial stability. Are they properly funded to deliver on the promises they promote?
- Who are the people behind the company? Do they have proven business expertise? Have they had other successes prior to this business that assure you they understand what it takes to succeed? Do they have a successful network marketing background? If not, is a member of their executive team or a consulting organization guiding them?
- Are the products or services of personal interest to you? You usually won't do well in a business when you can't personally relate to the products. Would you buy this product yourself? Would you recommend it to friends even if you weren't paid to do so? Have you actually tried the product?
- What type of training is offered in the beginning? You can't do what you don't know, so make sure you have access to beginning and ongoing training support.
- Does the company offer great support tools? Do they provide a time-tested and proven marketing and sales system, as well as tools to help you? Video and audio training or sales presentations, printed literature, catalogs and a strong Web site linked to an online e-commerce catalog are all considered standard sales support. Linking your personal Web site to the company site is a must when marketing branded consumer products--you need this to ensure sales credit for your customers' online purchases.
- Also, what's the product warranty? Will your customers be on your doorstep if there's a problem, or will the company stand behind the product … and behind you?
- How do you earn your money? If you're buying products or services at wholesale and marking them up for your profit, the company should have a suggested formula for profitability. Is it rich enough to return your investment quickly? Is the compensation plan easy to understand? Find out whether the profit percentages are paid on retail sales, wholesale after retail commissions are deducted, or on an amount selected by the company based on product profitability. Don't judge the plan solely on the promotional copy. Ask questions and make sure you understand when you'll receive your profits. Also, ask someone you trust who has network marketing experience to evaluate how the money will flow. The company should have a detailed explanation of their plan to help the novice work though the complexities. Good compensation plans can be complex. Don't let this scare you. Just take the time to understand the reward for your investment.
You can't afford to make hasty decisions in choosing a network marketing business. Your time is your life. Waste your time, and you waste your life. Making good decisions means seeking out the facts. It's well worth the effort--it saves you time and money by eliminating the bad choices and finding winners.
One other thing: Sometimes you'll make your decision based on pure emotion and gut feeling. If the opportunity is recommended by a friend, as is the case with most network marketing programs, look upline several levels from your sponsor to determine the type of support you'll receive in building your business. You rarely succeed alone. It takes a team effort matched to a good product and support system. But in the end, the dollar bill won't sprout wings and fly into your mailbox. You have to make it happen.