NO INTENDS OF PIRACY : All Images & Articles collected are just for sharing in order to be useful to others
Looking for real singles? Meet someone on the largest online dating network – photos, chat, more!

Tuesday, January 6, 2009

THE VISIONS 10 : MENCOBA MEMAHAMI TENTANG TAKDIR

(dari Tulisan Bpk. Erwin Arianto)

Dalam Perbincangan dengan Seorang sahabat dalam Chat, beliau menanyakan tentang makna takdir dan kehidupan yang dijalaninya. Takdir memang sesuatu yang tak mudah untuk dipahami. Takdir merupakan salah satu dari ketentuan Tuhan Yang Maha Agung. Karena Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu, sumber dari segala ilmu dan intelegensi, pencipta alam semesta dan seisinya, maka barangkali kita terlalu menggampangkan pemahaman tentang takdir jika kita hanya menggunakan logika yang simpel takdir adalah sesuatu yang cukup kompleks untuk dipahami dengan logika manusia.

Sampai hari ini dari berbagai macam pendapat mengenai takdir, secara garis besar Mengenai takdir ini, terdapat 3 golongan yang memahaminya secara berbeda. Golongan pertama, yang berpendapat bahwa manusia itu tidak bebas sama sekali, apa yang kita lakukan, sudah ditentukan oleh Tuhan. Golongan yang kedua, berpendapat bahwa kita sangat bebas, apa pun yang kita lakukan, tidak ada campur tangan Tuhan sama sekali. Dan golongan terakhir yang berpendapat bahwa apa pun yang kita lakukan semuanya ada dalam aturan-aturan Tuhan, ada campur tangan Tuhan, tapi kita pun memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu. Dalam menuliskan tulisan ini jujur saya harus banyak bertanya, membaca buku dan merenung, suatu pertanyan yang mudah ditanyakan tetapi sangat sukar untuk dijelaskan.

Menurut saya, campur tangan Tuhan di dunia ini, "diwakili" oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan. Tidak turun tangan langsung seperti mengatur bidak-bidak catur. Dalam kehidupan kita, kita tidak bisa lepas dari aturan-aturan (ketentuan) tersebut. Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut. Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Namun, terkadang, dalam beberapa hal, Tuhan benar-benar mengambil alih dan "menyentil" kehidupan kita dengan caranya yang tidak bisa kita pahami.

Kita pada dasarnya tak kuasa mengubah Takdir, tetapi Tuhan berkuasa. Kita wajib bekerja dan berikhtiar, supaya diubah nasib kita oleh Tuhan, diubahNya isi 'Ummul Kitab' itu menurut kehendakNya, yang tidak dapat dihalangi orang lain sedikitpun. Mengapa kita wajib berikhtiar?Sebab, Dia tidak akan merubah untung nasib yang menimpa kita, sebelum kita rubah lebih dahulu:

"Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri."

Nasib bisa berubah, asal diikhtiarkan merubahnya lebih dahulu. Kehinaan ummat yang sekarang bukan didatangkan Tuhan dengan tiba-tiba, tetapi ummat itulah yang memilih kehinaan. Kemuliaan yang tercapai oleh pemeluk agama lain, setelah mereka ikhtiarkan pula lebih dahulu; mendatangkan kemuliaan kepada orang yang pemalas walaupun bagus pengajaran agamanya, atau mendatangkan kehinaan kepada orang yang berusaha walaupun pelajaran agamanya kurang bagus, alamat tidak ada keadilan.
Tuhan Maha Kuasa, kuasa Dia memberikan kemuliaan kepada si goblok, kuasa pula memberikan kemiskinan kepada ummat yang giat bekerja. Tetapi kalau Tuhan melakukan kekuasaan demikian, tandanya Dia tidak adil. Padahal di antara Kekuasaan dengan Keadilan, tidak dapat dipisahkan.Jadi, walau tidak secara mutlak mampu mengubah takdir, kita bisa mengubah takdir kita di bawah Kekuasaan dan KeadilanNya.

Buya Hamka menyatakan:
… Luh Mahfuz itu adalah 'Ummul Kitab', ibu dari kitab dan nasib, yang memegang dan mengaturnya adalah Tuhan sendiri, isinya menurut kehendak Tuhan, bukan menurut kehendak kita. Tuhan bisa merubah, juga bisa menghapuskan dan bisa menetapkan, bahkan juga menambah, bukan tetap begitu saja.

Sungguhlah keliru bila seseorang mengingat takdir hanya pada saat terjadinya malapetaka, sebaliknya kita melupakan takdir pada saat meraih kesuksesan. Manusia hampir semuanya selalu menutupi kesalahannya dengan berdalih takdir. Kita terkadang menempatkan takdir secara tidak semestinya. Takdir bisa beralih fungsi menjadi sebuah kambing hitam. Alangkah enaknya jika perbuatan yang dilakukan oleh seseorang menjadikannya tak punya tanggungan dengan cara
mengatasnamakan takdir. Contoh Ketika kegagalan datang, kita menyebut itu takdir kita, Kala Kita berbuat salah itu pun takdir kita.

Memang, di zaman penuh persaingan sekarang, ketika manusia yang menghuni bumi lebih dari 6 milyar orang, mereka-mereka yang duduk diam dan cuma melafalkan doa agar rezeki datang tanpa usaha fisik, mungkin dapat saja dituding kurang akal. Hidup itu menjemput bola bukan menunggu bola. Hal ini seperti firman allah SWT yang kurang lebih artinya

"bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan esok kamu akan mati".

Dengan memahami bahwa diri kita sendirilah yang menentukan jalan hidup kita, maka kita tidak bisa hanya menyalahkan takdir jika keadaan kita saat ini tidak sesuai dengan kehendak hati. Sedapat mungkin berusahalah agar keluar dari kesulitan. Karena takdir adalah seperti sebuah sistem, nasib kita bukanlah suatu hal yang sudah terpatok mati, melainkan bisa berubah jika kita benar-benar punya kemauan untuk merubahnya. Bagi yang mungkin telah Paham, takdir itu tentunya selalu akan mendatangkan dua hal: syukur (ketika mendapat berkah) dan sabar (ketika yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan). Dalam makna yang paling luas, takdir akan sangat jauh dari sekedar sebuah keniscayaan. Jelas bukan sesuatu yang sifatnya taken for granted.

Sesuatu baru masuk dalam koridor takdir, apabila kita telah berupaya keras sedaya upaya, telah melakukan semua yang mungkin tanpa terkecuali, baru setelah itulah takdir tertetapkan. Bahwa hasil pekerjaan dapat menjadi sangat ranum dan penuh berkah. Namun, juga, dapat saja tak bernas, hanya kering dan hampa. Menurut saya Takdir hanya ada pasca usaha.
Tulisan ini hanya sebuah pemikiran Kecil dari saya yang saya dapat dari berbagai sumber untuk mencoba memahami takdir menurut saya.. jika ada rekan yang berniat untuk sumbang saran saya persilahkan. Saya hanya mahluk yang kurang dalam pengetahuan tentang takdir, bila ada pihak yang tidak berkenan dengan tulisan ini bisa langsung menghubungi saya pada
[EMAIL PROTECTED]
Depok 14 May 2008
Erwin Arianto
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED, INOVATION & INDEPENDENCY

No comments:

Post a Comment