NO INTENDS OF PIRACY : All Images & Articles collected are just for sharing in order to be useful to others
Looking for real singles? Meet someone on the largest online dating network – photos, chat, more!

Tuesday, January 6, 2009

THE VISIONS 9 : NETWORK MARKETING SEBUAH SOLUSI

(Majalah Bisnis Plus Edisi 26 2008)

Siapa pun pasti mendambakan jadi sarjana, lalu bekerja di perusahaan mapan, mendapat gaji besar dan fasilitas lainnya. Cuma persoalannya, dunia saat ini berubah. Bukan lagi jamannya “kuda gigit besi”, melainkan era global di mana dunia saat ini dalam genggaman tangan lewat kecanggihan teknologi informasi.
Kecanggihan itulah yang membuat orang saat ini diliputi pilihan sulit, menyusul menciutnya pelbagai pekerjaan. Belum lagi gonjang-ganjingnya financial dunia, membuat pekerjaan ini bukan lagi sesuatu yang mudah. Bahkan, seperti diramalkan pelbagai kalangan, dunia bekerja pun bukan lagi sesuatu yang aman. Melainkan penuh resiko, karena sesuatu yang tak terduga terjadi, seperti halnya Lehman Brother yang bangkrut. Orang tak bakal menyangka perusahaan yang berkiprah lebih dari 158 tahun itu bernasib tragis.

Kasus itulah, yang membuat pemikiran Robert T. Kiyosaki, Donald Trump, Paul Zane Pilzer dan sebagainya, menjadi sangat relevan. Mereka menganjurkan memulai sebuah usaha menjadi lebih penting, ketimbang ”menjajakan” ijazah formal.
Cuma, sekali lagi, membangun usaha – atau katakan saja entrepreneurship, bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalikkan tangan. Pelbagai persoalan, dipastikan akan menghadang, seperti modal, produk yang diusung, karyawan, kantor, cara pemasaran dan sebagainya. Belum lagi dengan segala resiko, yang mau tidak mau, membuat sebagian orang ciut memulainya. Padahal, cara inilah yang seperti dikatakan oleh Ciputra, dapat mengerakkan roda perekonomian.

Lantas, apa solusinya? Memulai usaha dengan menumbuhkan entrepreneurship, ditambah dengan resiko yang minimalis, network marketing bisa menjadi pilihan. Maklumlah, di bisnis ini semuanya telah tersedia, termasuk produk, sistem dan cara pemasarannya. Bahkan, waktunya yang fleksibel, membuat bisnis ini banyak diminati, menyusul kian meleknya masyarakat mengenai kebebasan finansial.
Tak hanya itu, legitimasi terhadap bisnis ini pun terus bermunculan. Semua memberikan restunya, karena di bisnis ini – meminjam istilah Paul Zane Pilzer, melatih pelakunya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Pelatihan inilah, yang membuat bisnis ini berbeda, karena menekankan entrepreneurship, kemandirian, memaknai resiko dan kegagalan yang selalu melekat pada dunia usaha.

Walhasil, bersikap nyinyir, negatif dan memandang remeh bisnis ini, bukanlah sesuatu yang tepat. Fakta telah berbicara, kenyinyiran itu tidak membuat bisnis ini redup. Bahkan terus menggeliat, melahirkan dan mencetak jutawan-jutawan baru. Fenomena ini persis ramalan Paul Zane Pilzer dalam bukunya yang berjudul The Next Trillion, maupun Wellness Revolution jilid 2. Alasannya, menggelembungnnya dunia wellness yang dominan menjadi ranah Network Marketing, merupakan dua bisnis yang bakal tren di masa mendatang, sekaligus menjadi solusi penyediaan tenaga kerja yang menjadi bagian dari persoalan dunia.

Maka, investasikan waktu adalah pemikiran yang tepat, ketimbang melamun kapan lamaran direspon positif oleh perusahaan, ataupun memelihara sikap negative terhadap Network Marketing. Sebab, sesuatu yang negative itu tidak akan pernah menghasilkan apa pun...

No comments:

Post a Comment